Penggemar Blog

Minggu, 01 November 2009

Artikel Pendidikan: Manajemen melalui Pembicaraan

Manajemen berarti memperoleh hasil melalui orang-orang lain. Sarana utama bagi Anda untuk mencapainya adalah melalui pembicaraan. Apapun sistem atau prosedur yang berlaku di sekolah Anda, inti peran manajerial Anda adalah pembicaraan.
Kemampuan Anda untuk melakukan pembicaraan yang produktif akan menentukan seberapa baik Anda dalam:

•mengkomunikasikan tujuan-tujuan;
•memperoleh komitmen;
•memecahkan masalah;
•mengevaluasi kemajuan.
Semua pembicaraan manajerial bertujuan untuk mencapai hasil yang dapat berupa makin jelasnya pemahaman tentang masalah, suatu pilihan di antara beberap alternatif, dan keputusan untuk mengambil tindakan tertentu. Dalam pembicaraan itulah Anda dapat menentukan hasil yang diinginkan, membantu tim Anda untuk mencapainya, dan memberi umpan balik tentang kinerjanya.

Manajeman adalah suatu pembicaraan. Jika Anda ingin tampil lebih baik dalam mengelola orang lain, langkah pertama untuk memulai adalah dengan mengembangkan pimbicaraan manajerial Anda.


Mengapa Pembicaraan Gagal?

Ada tiga penyebab utama gagalnya suatu pembicaraan, yaitu:

1. Situasi Pembicaraan
• Tidak cukup waktu;
• Waktu tidak tepat;
• Tempatnya tidak nyaman;
• Tiadanya kerahasiaan pribadi (privacy)

2. Tiadanya Keterampilan

Setiap pembicaraan mencakup langkah-langkah, kaidah-kaidah dan gaya tertentu. Kita menggunakannya tanpa memikirkannya lagi. Biasanya, semua itu memnungkinkan pembicaraan menjadi lebih lancar. Jika ketiganya tidak ada, pembicaraan dapat saja terhambat dab tidak efektif. Beberapa keterampilan yang tidak ada adalah:

Memulai pembicaraan tanpa mempersiapkan suasanya;
• Tidak menjadi pendengar yang baik;
• Tidak mengatakan apa yang harus dikatakan;
• Menyampaikan sesuatu secara tersirat dan tidak secara langsung;
• Berbicara dalam bentuk gagasan-gagasan dan tidak mengungkapkan persoalannya secara rinci;
• Berupaya mengembangkan gagasan tanpa fakta yang mencupupi;
• Tidak ringkas;
• Tidak bersedia menerima apa yang dikatakan lawan bicara;
• Menutup pembicaraan tanpa memberikan kesimpulan atau menyetujui tindakan yang harus dilakukan selanjutnya.
3. Asumsi-asumsi yang Keliru

Semua pembicaraan dimulai dari asumsi-asumsi. Jika asumsi-asumsi ini tidak dipertanyakan, salah paham dan konflik akan cepat timbul. Contohnya, kita mungkin berasumsi bahwa:
• Kita berdua tahu apa yang sedang kita bicarakan;
• Kita perlu mencapai persetujuan;
• Kita tahu bagaimana cara pandang lawan bicara atas situasi tersebut;
• Kita tidak boleh memperlihatkan perasaan-perasaan kita;
• Kita benar dan mereka salah.
Sumber: Buku Mengelola Sumberdaya Manusia, terbitan Gramedia. Terjemahan dari How to be better at managing people karangan Alan Barker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda merupakan jalinan persaudaraan.